Kamis, 13 April 2017

Hasil Observasi

Pengelolaan Kurikulum

Diajukan guna memenuhi tugas Matakuliah Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu:
Mukhamad Zulianto, S.Pd., M.Pd




Disusun Oleh:
Yusnia Nur Zannah Habibi (160210301067)
Siti Nadhira Nur Sholehah (160210301087)
Puspa Novia Sukmaningrum (160210301093)

           

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayh-Nya sehingga kami dapt menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh dengan kegelapan menuju jalan yang gemerlap cahaya keimanan semoga kita semua mendapat syaafaatnya di yaumulkiyamah dengan barokahnya Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang kami susun dengan judul “PENGELOLAAN KURIKULUM” makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Profesi Kependidikan. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.


Jember, 10 Maret 2017


Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1.PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2  Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3  Tujuan..................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kurikulum...............................................................................3
            2.2 Paparan Hasil Observasi.....................................................................8
                        2.2.1 Pengelolaan Kurikulum di SMA Negeri 4 Jember............8
                        2.2.2Cara untuk meningkatkan pengelolaan dan
         Pengembangan......................................................................9
         kurikulum di SMA Negeri 4 Jember
2.2.3 Kekurangan dan kelebihan kurikulum K13.....................10
2.2.4 Kegiatan untuk menunjang akademik siswa
         SMA Negeri 4 Jember.........................................................11
2.3 Pembahasan Hasil Diskusi................................................................11
BAB 3. PENUTUP
            3.1 Kesimpulan.........................................................................................14
            3.2 Saran....................................................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................16



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah                               
Pendidikan merupakan salah satu alat atau kunci yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Mutu pendidikan yang tinggi dan baik sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia cerdas, damai, demokratis, beraahlaq yang baik dan mampu bersaing di era globalisasi.
Pendidikan di Indonesia saat ini telah mengalami berbagai macam persoalan karena subtansi yang ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada dibawah tekanan kemajuan teknologi, kemajuan ilmu pengetahuan dan tingkat masyarakat yang selalu menambah tiap tahunnya. Persoalan pendidikan di Indonesia yang sangat menonjol saat ini adalah kurikulum yang ,mengalami pergantian dari tahun ke tahun yang dapat membebani pendidik dan peserta didik tanpa ada arah pengembangan yang sagat benar-benar diimplimentasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisi tentang berbagai bahan pembelajaran dan program pembelajaran yang dirancang secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses mengajar dan pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik dalam mencapai tujuan kependidikan. Kurikulum sebagai rancangan kependidikan yang mempunyai kedudukan sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan kependidikan. Semakin maju peradaban suatu bangsa maka semakin berat pula tantangan yang dihadapi, persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar antar bangsa-bangsa. Oleh karena itu untuk menghadapi tantangan tersebut, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan yang baik pemerintah harus dapat mengelola kurikulum dengan baik. Pengelolaan kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh peserta didik, jadi bagaimana strategi yang dapat digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep dari kurikulum?
2.  Bagaimana Pengelolaan kurikum di SMA Negeri 4 Jember?
3. Bagaimana cara untuk meningkatkan dan mengembangkan pengelolaan kurikum di SMA?
4. Apa kukurangan dan kelebihan dari kurikulum K13?
5. Kegiatan apa saja yang dapat menunjang akademik siswa?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari kurikum
2. Untuk mengetahui pengelolaan kurikulum di SMA
3. Untuk meningkatkan pengelolaan kurikulum di SMA
4. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihab dari kurikulum K13
5. Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dapat menunjang akademik siswa














BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kurikulum
A. Pengertian Kurikulum
            Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curere pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada tahun selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Dari rumusan tersebut kurikulum mengandung makna bahwa isi kurikulum tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran yang harus dapat dikuasai siswa, agar siswa dapat memperoleh nilai dan dapat memperoleh ijazah.
            Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian kurikulum secara sempit dapat diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan oleh guru kepada murid di sekolah, sedangkan pengertian kurikulum secara luas merupakan semua pengalaman belajar yang diberikan pihak sekolah kepada murid selama murid mengikuti pendidikan di sekolah. Pengertian secara umum, kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Dalam peraturan pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan (SNP), menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana yang mengatur mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan definisi dan pengertian kurikulum menurut para ahli diantaranya yaitu:
Menurut Cow and Crow
Kurikulum ialah suatu rancangan dalam pengajaran yang tersusun secara sistematis untuk menyelesaikan program dalam memperoleh ijazah.



Menurut Dr. H. Nana Sudjana Tahun 2005
Kurikulum merupakan niat dan harapan yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidikan di sekolah. Kurikulum sebagai niat dan rencana, sedangkan pelaksanaannya adalah proses belajar mengajar yang terlibat dalam proses tersebut yaitu pendidik dan peserta didik.
Menurut George A. Beaucham
Kurikulum diartikan sebagai dokumen tertulis yang berisikan seluruh mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik melalui pilihan sebagaidisiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Inlow (1996)
Kurikulum merupakan suatu usaha menyeluruh yang dirancang secara khusus guna untuk membimbing peserta didik dalam memperoleh hasil belajar dari pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Menurut Prof. Dr. H. Darkir
Kurikulum merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan, jadi kurikulum ialah program pendidikan dan program pengajaran, sehingga program itu direncanakan dan dirancang sebagai bahan ajar dan juga pengalaman belajar.
Kesimpulan dari pengertian kurikulum dari para ahli adalah seluruh pengalaman pembelajaran yang terarah dan sistematis, memiliki program pendidikan yang dilaksanakan oleh pendidik baik didalam kelas ataupun diluar kelas yang berada dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga pelajar memiliki motivasi dan minat belajar.
Pengelolaan kurikulum merupakan sebuah proses menjalankan dan menata sisrem kurikulum yang komperatif, komperehensi, sistemik, dan sistematik untuk memacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah tercapaikan. Proses pengelolaan kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan sumber daya yang mendukung. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, seta mengacu pada suatu tujuan dari kurikulum yang sudah ditentukan.
B. Landasan Kurikulum
1. Landasan Filsafat
             Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Kemampuan dalam menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemamuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan diri sebagai individu, anggota masyarakat, dan warga negara.
2. Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintahan nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasinal nomor 23 tahun 2006 tentang Standart Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standart Isi.
3. Landasan Teoritis
Pengembangan Kurikulum berdasarkan atas teori pendidikan yang disandarkan pada standart teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standart adalah pendidikan yang menetapkan standart nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standart kualitas nasional dinyatakan sebagai Standart Kompetensi Lulusan. Standart Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standart Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005).
Kompetensi Lulusan pada setiap level pendidikan dasar dan menengah mengadu pada Standart Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan berisikan 3 komponen yaitu kemampuan proses, konten, dan ruang lingkup penerapan kompenen proses dan konten. Komponen proses adalah kemampuan minimal untuk mengkaji dan memperoses konten menjadi kompetensi. Komponen konten adalah dimensi kemampuan yang menjadi sosok manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah keluasan lingkungan minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan menunjukkan gradasi atau jarak yang besar antara ssatu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan diatasnya serta jalur satuan pendidikan khusus yang selevelnya,
Kurikulum memberikan gambaran secara jelas tentang arah dan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik dan panduan guru dalam tugas mengajar dan memberikan bimbingan pembelajaran kepada peserta didik secara optimal dengan terstruktur dan tersistem dengan baik. Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang dalam bentuk dokumen, proses maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yangdidasarkan pada standart kompetensi lulusan.
Kurikulum harus melihat latar belakang masyarakat yang terdapat pada suatu wilayah dengan pertimbangan instruksi secara nasional tanpa harus mengorbankan kepentingan wilayah dan kekayaan budaya daerahnya. Dalam dimensi sebagai rencana tertulis kurikulum harus dapat mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa dimasa lalu, kehidupan masa pada saat ini dan kehidupan masa pada yang akan datang.
4. Landasan Faktual
            Munculnya benih-benih distegrasi bangsa memberikan gambaran bahwa kurikulum harus dapat mempersatukan semua komponen bangsa yang tentunya dengan cara menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi persamaan. Dengan begitu, semua merasakan hasil manfaat yang besar bagi kurikulum yang diajarkan kepada seluruh peserta dengan tidak adanya diskriminasi moyoritas dan minoritas.
            Kurikulum diharapkan dapat memberikan sebuah solusi dari fakta-fakta yang ada baik secara konten maupun proses serta perangkat-perangkat yang mendukung. Kurikulum memberikan sebuah keyakinan orang tua terhadap anaknya yang sedang belajar, kurikulum memberikan rasa aman dan nyaman dalam belajar, kurikulum memberikan program yang berpengaruh pada peningkatan etika, kurikulum memberikan kepribadian utuh dan meningkatkan kecerdasan serta intelektual yang memuaskan semua pihak.

C. Asas- Asas Kurikulum
1. Asas Filosofis yaitu asas yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, untuk membina warga negara dengan baik dan norma-norma yang baik yang sudah tercantum pada falsafah bangsa.
2. Asas psikologis yaitu asas yang memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum yang menyangkut 4 aspek yaitu psikologi anak, perkembangan anak, psikologi belajar, dan bagaimana proses belajar anak. Kontribusi psikologis terdap kurikulum memiliki dua bentuk. Pertama, model konseptual dan informasi yang akan membangun perencanaan pendidikan. Kedua, berisikan berbagai metodologi yang dapat diadaptasi untuk penelitian pendidikan.
3. Asas sosiologi yaitu keadaan masyarakat dimana perkembangan dan perubahan pada masyarakat yang meliputi kebudayaan masyarakat dan hasil kerja masyarakat berupa ilmu pengetahuan,
4. Asas organisatoris yaitu asas mempertimbangkan bentuk bahan dan organisasi yang dapat menunjang pendidikan. Terdapat 3 hal utama yang perlu diperhatikan meliputi:
a.       tujuan bahan pelajaran : mengajarkan keterampilan untuk masa sekarang atau mengajarkan keterampilan untuk dkeperluan masa depan, untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah, untuk mengembangkan nilai-nilai, untuk mengembangkan ciri ilmiah, untuk memupuk jiwa warga negara yang baik.
b.      sasaran beban pelajaran :  apakah latar belakang pendidikan dan pengalamannya, sampai di manakah tingkat perkembangannya, bagaimana profil kepribadian dan motivasinya.
c.       pengorganisasian bahan : bagaimana bahan pelajaran diorganisasi, apakah berdasarkan topik, konsep, kronologi dan lain-lain

2.2 Paparan Hasil Observasi
2.2.1 Pengelolaan Kurikulum di SMA Negeri 4 Jember 
Menurut bapak Muhammad Bambang selaku waka kurikulum SMA Negeri 4 Jember pengelolaan kurikulum di SMA Negeri 4 jember menggunakan K13 beliau mengatakan bahwa kurikulum K13 merupakan kurikulum KTSP itu menurut Kamendikbud no 81 A 2013 yang menyatakan “ bahwa kurikulum K13 merupakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) “, jadi yang beredar pada saat ini  salah bahwa kurikulum 2006 merupakan KTSP dan kurikulum 2013 merupakan K13 yang benar adalah bahwa kurikulum 2006 dan K13 merupakan KTSP yang membedakannya hanya kuota jam dan jumlah matapelajaran saja kalau istilahnya sama. Mata pelajaran yang diajarkan pada K13 dapat dibagi menjadi 2 yaitu matapelajaran wajib dan matapelajaran peminatan, pada matapelajaran peminatan terdapat matapelajaran lintas minat jadi anak IPA dapat belajar SOS dan anak SOS dapat belajar IPA akan tetapi kuota jamnya berbeda untuk anak kelas X mendapatkan kuota 6 jam pembelajaran berarti 2 matapelajaran lintas minat berbeda untuk anak kelas XI hanya dapat memilih 1 matapelajaran lintas minat. Jadi pada kurikulum K13  ini guru terseleksi oleh siswa pada program lintas minat. Pada kurikulum K13 ini siswa baru sejak awal masuk kelas X sudah memasuki kelas peminatan dengan tes hasil UN, hasil raport SMP semester 1-5, wawancara orang tua dan siswa itu sendiri, tes TPA dan tes peminatan IPA dan IPS. Dengan begitu kemampuan siswa akan dapat terlihat dan dia dapat masuk jurusan IPA atau IPS.
            Kurikulum K13 yang berbasis kompetensi menuntut siswa untuk lebih aktif, akan tetapi dalam hal tersebut tergantung pada input, metode belajar, model pembelajaran dan sumber daya guru. Pembelajaran pada kurikulum K13 lebih mengarah pada karakter karna yang dinilai adalah
1.      kompetensi inti (spiritual)
2.      kompetensi sosial bagaimana hubungan antara siswa dan temannya, siswa dengan gurunya dan siswa dengan karyawan sekolan.
3.      kompetensi pengetahuan
4.      Praktik sikap
Pada raport K13 lebih mengarah pada pembangunan karakter siswa jika siswa mendapatkan nilai C pada penilaian karakter maka siswa tidak akan naik karna nilai paling minimum adalah nilai B.
Dalam pengelolan kurikulum K13 di SMA Negeri 4 jember mengatur bidang akademik saja akan tetapi untuk penilaian ekstrakulikuler dan nilai lainnya dapat diserahkan pada waka kurikulumm agar dapat memproses nilai tersebut ke raport siswa.
2.2.2  Cara untuk meningkatkan pengelolaan dan pengembangan kurikulum di SMA Negeri 4 Jember
     Cara untuk meningkatkan pengelolaan dan pengembangan kurikulum lewat pelatihan guru seperti seminar, pelatihan K13, perbaikan penilaian mulai dari konversi (nilai 0-4) sampai konversia ( nilai 0-100), dan pelatihan pengampu guru mapel. Disini Kriteria kenaikan kelas berlaku untuk semua mapel yang diajarkan pada kurikulum K13 sehingga semua siswa dapat menghargai guru yang mengajar mapel tersebut.
2.2.3 Kekurangan dan kelebihan kurikulum K13
Kekurangan Kurikulum K13
·         Bagi guru
1.                       sistim konversi penilaian antara 0-4 yang tidak sinkron dengan sitem perguruan tinggi sehingga harus diubah pada skala penilaian 0-100.
2.      Kuota Jam yang terlalu banyak dan kurang konsisten antar mapel satu dengan mapel yang lain.



·         Bagi siswa
1.      Tugas semakin banyak
2.      Waktu pelajaran semakin lama sehingga pulang semakin sore
Kelebihan kurikulum K13
1.      Dapat membangun karakter dari siswa yang meliputi sikap spiritual dan sosial
2.      Aplikasi penilaian lebih banyak
3.      Praktik lebih banyak
Matapelajaran yang terdapat pada kurikulum K13 meliputi;
Matapelajaran wajib A: pendidikan agama dan budi pekerti, PPKN, bahasa Indonesia, matematika wajib, sejarah Indonesia, dan bahas inggris.
Matapelajaran wajib B: seni budaya, penjaskes, prakarya dan bahasa daerah.
Peminatan untuk IPS: sejarah, geografi, ekonomi dan sosial
Peminatan untuk IPA: biologi, fisika, kimia dan matematika
2.2.4 Kegiatan untuk menunjang akademik siswa SMA Negeri 4 Jember
            Kegiatan yang dilakukan adalah jampit (jam pelajaran intensif) yang diberikan untuk anak kelas XII dalam persiapan menghadapi UN dan SBMPTN.

2.3 Pembahasan Hasil Diskusi
Pengelolaan kurikulum merupakan sebuah proses menjalankan dan menata sisrem kurikulum yang komperatif, komperehensi, sistemik, dan sistematik untuk memacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah tercapaikan. Pengelolaan kurikulum pada dasarnya terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan penilaian.
            Kurikulum yang digunakan pada SMA Negeri 4 Jember menerapkan kurikulum K13 dimana Kurikulum K13 merupakan kurikulum yang berpedoman dalam kompetensi dan menekankan pada penilaian karakter pada siswa. Kurikulum K13 juga merupakan KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) menurut kamendikbud nomer 81 A tahun 2013.  Dalam penerapannya kurikulum K13 lebih mengarah pada penilaian dari karakter siswa dari segi penilaian yang terdiri dari
1.      kompetensi spiritual, bagaimana hubungan antara siswa dengan yang maha pencipta
2.      kompetensi sosial, bagaimana hubungan antara siswa dan temannya, siswa dengan gurunya dan siswa dengan karyawan sekolan.
3.      kompetensi pengetahuan, hubungan siswa dalam memahami ilmu pengetahuan
4.      Praktik sikap, siswa dapat mempraktikkan sikap yang baik di dalam lingkup sekolah maupun lingkup luar sekolah.
Penerapan kurikulum K13 menuntut siswa untuk lebih aktif dari pada gurunya agar siswa dapat berfikir rasional akan tetapi dalam hal tersebut tergantung pada
1.      input
2.      metode belajar yang digunakan
3.      model pembelajaran yang digunakan
4.      sumber guru yang terdapat pada sekolah
5.      media yang digunakan dalam pembelajaran
Penerapan kurikulum K13 di SMA Negeri 4 jember sudah memenuhi ke 5 kriteria penilaian untuk menerapkan siswa lebih aktif, akan tetapi di SMA Negeri 4 jember sistem pengajaran guru tetap seperti kurikulum yang lalu, jadi pengajaran yang diberikan oleh guru tetap dengan menggunakan metode ceramah atau pun power point di depan hadapan siswa sehingga guru juga aktif dalam berbicara. Pada kurikulum K13 guru juga aktif dalam memberikan tugas dalam segi praktik di lapangan sehingga siswa dapat memahami matapelajaran yang sudah dipelajari.
Kendala yang muncul pada penerapan kurikulum K13 di SMA Negeri 4 Jember :
1.      Peminatan yang terdapat pada SMA Negeri 4 jember terdapat 2 peminatan yaitu IPA dan IPS. Ketika berganti kurikulum K13 nama dari peminatan diubah dengan nama yang tidak konsisten ada yang MIPA dan IIS, MIA dan SOS, MIPA dan SOS lalu pihak menteri menyamakan nama dengan nama peminatan IPA dan IPS sehingga kurikulum K13 kurang konsisten dalam memberikan nama pada peminatan, yang dapat membuat guru menjadi bingung.
2.      Kesiapan guru pada awal penerapan kurikulum K13 membuat guru menjadi susah karna penilaiannya menggunakan sistem konversi dari nilai skala (0-4)
3.      murid menjadi mengeluh karena jumlah matapelajaran yang dipelajari lebih banyak, tugas semakin banyak, praktik lebih banyak dan waktu pembelajaran lebih panjang sampai sore.
Alternatif pemecahan
1.      guru mengikuti berbagai pelatihan tentang penerapan kurikulum K13 dengan begitu guru dapat mengetahui bagaimana penerapan dan penilaian yang baik dalam kurikulum K13
2.      guru harus dapat mengembangkan metode yang baik dalam pembelajaran sehingga siswa tidak mengeluh tentang matapelajaran yang dipelajari, tugas yang banyak dan praktik yang lebih banyak.










  

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengelolaan kurikulum merupakan sebuah proses menjalankan dan menata sisrem kurikulum yang komperatif, komperehensi, sistemik, dan sistematik untuk memacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah tercapaikan. Proses pengelolaan kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan sumber daya yang mendukung. Landasan kurikulum terdiri dari 4 landasan yaitu: landasan filsafat, landasan yuridis, landasan teoritis dan landasan faktual. Asas kurikulum terdiri dari 4 asas yaitu: asas filosofis, asas psikologis, asas sosial dan asas organisatoris.
Pengelolaan kurikulum di SMA Negeri 4 jember menggunakan kurikulum K13. Kurikulum K13 merupakan kurikulum yang berpedoman dalam kompetensi dan menekankan pada penilaian karakter pada siswa. Kurikulum K13 juga merupakan KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) menurut kamendikbud nomer 81 A tahun 2013. Pembelajaran pada kurikulum K13 lebih mengarah pada karakter karna yang dinilai adalah. Kompetensi spiritual, kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan dan Praktik sikap.  Kurikulum K13 menuntut siswa untuk lebih aktif.
            Cara untuk meningkatkan pengelolaan dan pengembangan kurikulum dapat dilakukan lewat pelatihan guru seperti seminar, pelatihan K13, perbaikan penilaian mulai dari konversi (nilai 0-4) sampai konversia ( nilai 0-100), dan pelatihan pengampu guru mapel.
Kekurangan Kurikulum K13 meliputi: sistem penilaian yang berlaku tidak sinkron pada sistem perguruan tinggi, Kuota Jam yang terlalu banyak dan kurang konsisten antar mapel satu dengan mapel yang lain, dan Tugas semakin banyak. Kelebihan Kurikulum K13 meliputi: Dapat membangun karakter dari siswa yang meliputi sikap spiritual dan sosial, aplikasi penilaian lebih banyak dan praktik lebih banyak.


3.1 Saran
            Perlu adanya konsistensi kurikulum yang berlaku pada pendidikan di Indonesia ini agar para siswa dan guru tidak terobang-abing karna adanya kurikulum yang selalu berubah- ubah setiap pergantian mentri di Indonesia.
            Penerapan kurikulum di SMA Negeri 4 Jember memang sudah cukup baik akan tetapi perlu ditingkatkan lagi dari segi model pembelajarannya agar siswa  tidak bosan pada model pembelajaran yang diberikan guru contoh model pembelajaran yang eduktif.





















Daftar Pustaka
Barrow, R., Common Sense and the Curriculum, Australia: George Allen & Unwin, 1978
Brady,P.,”Chasing Ghosts out of the Machine: A Desconstruction of Some Curriculum Theory”, Curriculum Pespectives, 4, 2.1998
www.slideshare.net/wiwinriautami/pengelolaan-kurikulum
Ahmadi, A. & Uhbiyati, W., Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.


                                                                                                        




Hasil Observasi

Pengelolaan Kurikulum Diajukan guna memenuhi tugas Matakuliah Profesi Kependidikan Dosen Pengampu: Mukhamad Zulia...